“Sometimes a chart pattern is frightening enough that you will want to take profits. At other times, the best trade that you can make is none at all. You may discover that your girlfriend loves diamonds, but as a chart pattern, they are a lousy investment. One word says it all. Experience”
Encyclopedia of Chart Patterns
Thomas N. Bulkowski
Sesuai dengan salah satu filosofi Teknikal Analisa yaitu “History Repeat Itself”, maka Chart Pattern adalah penerapan dan pembuktian filosofi tersebut. Karena berdasarkan data–data masa lalu, suatu harga bergerak dengan gerakan–gerakan naik dan turun yang dapat dideteksi “bentuk”nya sehingga disebut Pergerakan Berpola (Pattern Move). Pergerakan inilah yang diberi nama dan masuk ke dalam bagian Chart Pattern.
Ketika harga membentuk suatu Pattern tertentu, kita dapat memprediksi pergerakan selanjutnya dan bahkan kita dapat memberikan target pergerakan harga setelah membentuk bentuk gerak tertentu.
Sekali lagi bahwa Chart Pattern akan banyak menggunakan pola Support & Resistance dan terdapat istilah “Break Out”.
a. Triangle
Pola Triangle adalah pola pergerakan harga yang paling mudah di deteksi. Sesuai dengan namanya, ketika harga bergerak sedemikian rupa hingga membentuk bentuk “Segitiga”, maka kita dapat mengatakan harga telah membentuk Triangle Pattern dan kita dapat memprediksi pergerakan selanjutnya.
Triangle dapat berupa sinyal Continuation Trend (melanjutkan Trend yang ada) atau Revearsal Trend (perubahan Trend). Target harga setelah harga menembus Support atau Resistance (secara sederhana) adalah setinggi dari tinggi setengah jarak ujung ke ujung bentuk segitiga dari Triangle.
i. Symetri
Symetri Triangle adalah Triangle yang dapat merupakan Continuation atau Reversal Trend. Penentuan Continuation atau Reversal tergantung dari kemana harga Breakout.
Berikut adalah contoh dari Symetri Triangle (lihat gambar).
Symetri Triangle berupa Continuation Trend Symetri Triangle berupa Reversal Trend
ii. Decending
Decending Triangle adalah Triangle yang mendatar dibagian Supportnya dan menurun di bagian Resistance‐nya. Decending Triangle akan menjadi Continuation Downtrend jika harga menembus Support‐nya.
Berikut adalah contoh Decending Triangle
iii. Ascending
Ascending Triangle adalah Triangle yang mendatar di bagian Resistancenya dan menurun di bagian Supportnya. Ascending Triangle akan menjadi Contiuation Uptrend jika harga menembus Resistance‐nya.
Berikut adalah contoh dari Ascending Triangle
b. Head And Shoulders
Head and Shoulders disebut demikian karena berbentuk seperti bahu kiri – kepala – bahu kanan manusia. Tentu saja tidak benar–benar seperti bahu dan kepala manusia. Namun bahu dan kepala disini adalah kenaikan harga yang kecil (bahu kiri) lalu menurun diikuti dengan kenaikan harga yang lebih besar dari sebelumnya (kepala) lalu menurun lagi dan terakhir kenaikan harga yang relatif sama dengan bahu kiri (bahu kanan) lalu menurun lagi. Garis Support yang memulai kenaikan dan mengakhiri penurunan untuk memulai kenaikan lagi disebut Neckline (atau garis leher). Target penurunan harga (Downtrend) adalah setinggi garis Neckline menuju ujung Kepala dari Head & Shoulders.
Lebih mudah adalah dengan melihat gambar berikut :
c. Inverted Head And Shoulders
Sama halnya dengan Head & Shoulders, Inverted Head & Shoulders adalah
Head & Shoulders dengan posisi Breakout untuk Uptrend.
Berikut adalah gambar Inverted Head & Shoulders :
d. Double Bottom
Pola Double Bottom adalah pola Reversal Pattern. Double Bottom ditandai dengan adanya pantulan dari Support lalu memantul lagi ke arah Support sebelumnya. Mudahnya, Double Bottom berbentuk seperti huruf “W”. Target harga Double Bottom adalah setinggi Resistance ke Support‐nya.
Terkadang Double Bottom dapat memantul tiga kali. Disebut juga dengan Triple Bottom.
e. Double Top
Sama seperti Double Bottom, Double Top lebih berbentuk huruf “M”.
Target harga adalah sepanjang Resistance dan Support‐nya. Ada juga Double Top yang terjadi tiga kali pantulan disebut Triple Top.
f. 2‐3 Pattern
1 – 2 – 3 Pattern adalah Pattern jenis baru. Pattern ini sangatlah mudah dideteksi. 1‐2‐3 pattern sama seperti mendeteksi adanya Uptrend ataupun Downtrend, yaitu dengan Higher High Higher Low atau Lower High Lower Low, tergantung dengan arah Trendnya. Namun hanya digunakan satu pasang Higher High High Low atau satu pasang Lower High Lower Low. Higher High
Higher Low atau Lower High Lower Low diberi angka 1, 2 dan 3. Gunakan angka 1 untuk mendeteksi adanya 1‐2‐3 Pattern. Titik Higher High pertama atau Lower High pertama diberi angkat 2 dan menjadi titik Entry. 1‐2‐3 Pattern akan terbentul jika titik 3 ini adalah Higher Low atau Lower Low dibandingkan dengan titik 1.