Breaking News

Belajar Forex

Analisis Forex

Indikator Forex

Strategy Trading

Senin, 13 Februari 2017

Parabolic SAR


Sejarah
Indikator Parabolic SAR dibuat oleh "J. Welles Wilder. Jr", seorang trader profesional, sekaligus pembuat indikator-indikator lain sepanjang sejarah. 
J. Welles Wilder. Jr lahir pada tahun 1935 di desa Norris, NT, sebuah desa kecil di kota White, Amerika Serikat. Saat terjadi depresi besar beliau dan keluarga berpindah-pindah negara hingga 3 tahun lamanya, sebelum akhirnya menetap di Greenshboro, Amerika Serikat. Tahun 1986, Wilder memiliki rumah baru di Selandia Baru. Beliau bekerja sebagai insinyur mekanik, jurnalis, teknisi pasar, penemu indikator, dan sistem dasar perdagangan.

Awal pembuatan Parabolic SAR dimulai dari tahun 1972. Wilder mulai mengalihkan karirnya ke pasar komoditas. Saat itu beliau fokus pada pengembangan formula matematika yang bisa digunakan untuk sistem perdagangan leverage. Semenjak itu, beliau mulai membuat sebuah karya buku dalam judul "New Concepts in Technical Trading System" menjabarkan formula tersebut. Dari formula itu, diketahui indikator yang kemudian disebut Parabolic mampu mengetahui trend dan jenuh pasar. Dari situlah perkembangan Parabolic SAR dimulai. Karya buku Wilder resmi dipubliskasikan pada tahun 1987. 
Dalam perkembangannya dikemudian hari, Parabolic SAR menjadi salah satu indikator efektif dalam menentukan kondisi market yang sedang trend (trending market) bersama dengan fasilitas yang bernama Trailing Distance yang banyak disediakan pada berbagai platform forex trading.


Dasar Perhitungan Parabolic SAR

Dari mana titik-titik SAR diperoleh ? 
Ini perhitungan Parabolic SAR :
Rumus Parabolic SAR, 



Keterangan :
  • SARn+1 = nilai SAR hari besok
  • SARn = nilai SAR hari ini
  • EP = Extreme Point ; merupakan rekaman yang disimpan selama setiap trend yang menunjukkan nilai harga tertinggi atau terendah
  • a = faktor akselerasi (step); faktor ini akan meningkat 0,02 setiap  waktu saat nilai EP diperbaharui.

Titik SAR selalu berada di arah yang berlawanan dengan pergerakan harga, apabila harga sedang berada dalam trend naik, maka titik SAR akan berada di bawah dan sebaliknya apabila harga bergerak turun titik SAR berada di atas. Jadi dengan demikian titik EP bergantung sekali dengan arah pergerakan harga pada saat ini. Apabila titik SAR sebelumnya berada dibawah batang maka harga yang diambil adalah highest price dan sebaliknya.


Interpretasi Parabolic SAR.

Kegunaan Parabolic SAR sama persis dengan Moving Average atau trend indicator lainnya. Hanya saja Wilder menciptakan indikator ini untuk mengeliminir kekurangan MA yaitu sifatnya yang membentuk kurva sehingga sering kali terjadi mis interpretasi. Dengan SAR yang berupa titik, trend naik atau turun menjadi kelihatan lebih pasti dan tidak lagi menimbulkan salah tafsir.

Pada SAR, ketika harga sedang dalam trend naik, maka titik SAR berada dibawah dari pergerakan harga. Sebaliknya ketika market sedang dalam trend turun maka titik SAR berada di atas dari pergerakan harga. Perhatikan gambar berikut :



Pada gambar diatas tampak titik SAR berada diatas bar yang menunjukkan bahwa harga sedang berada dalam trend turun. Sekarang perhatikan gambar dibawah ini :


Kelebihan Parabolic SAR adalah tampilannya yang berupa titik sehingga dengan demikian memudahkan seseorang dalam membaca keadaan market. Trader cukup melihat dimanakah posisi titik SAR apakah dibawah atau diatas dari bar untuk mengetahui trend yang sedang terjadi.

Lebih dari itu, semakin jauh jarak antara titik SAR dengan harga tertinggi atau terrendah dari bar, itu menandakan semakin kuat trend naik/turun yang terjadi.

Penggunaan Parabolic SAR

Setelah mengetahui bagaimana caranya membaca Parabolic SAR, kini menjadi lebih mudah untuk menggunakannya untuk melakukan aksi buy, sell atau hold. Sangat disarankan untuk menggunakan SAR bersama indikator lainnya (saya pribadi menyarankan menambahkannya dengan indikator yang bersifat oscillator seperti Stochastic atau RSI).

Ini disebabkan sama halnya dengan trend indicator lainnya, seringkali indikator jenis ini lamban dalam mengakomodasi perubahan harga. Demikian juga dengan SAR. Itu sebabnya disarankan untuk menambahkan oscillator yang cenderung lebih cepat sehingga keduanya dapat saling mengimbangi. SAR dapat mengurangi kecepatan Oscillator sedangkan Oscillator dapat berlaku sebaliknya.

Mari kita perhatikan gambar berikut ini:


Pada area yang dilingkari dengan warna ungu merupakan titik konfirmasi kedua indikator menunjukkan arah yang sama. Stochastic memberikan sinyal bahwa harga sedang berada dalam trend naik dan titik SAR juga sedang berada dibawah yang artinya juga menunjukkan harga bergerak naik. Aksi buy dapat dilakukan dalam keadaan ini. Lingkaran ungu kedua disebelah kanan juga menunjukan kasus yang sama namun lebih baik lagi hasilnya karena rupanya titik SAR dan Stochastic menunjukkan kondisi uptrend namun dalam keadaan dimana uptrend baru saja dimulai. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh bisa jauh lebih besar dibandingkan lingkaran ungu yang pertama.

Anda dapat memadukan SAR dengan indikator-indikator lainnya seperti dengan MACD atau dengan RSI bergantung indikator mana yang terbaik dan cocok dengan gaya trading Anda sehari-hari. Harap diingat disini bahwa setiap trader memiliki indikator kesukaannya masing-masing.



Rekomendasi Setting
Rekomendasi setting untuk indikator Parabolic SAR adalah sebagai berikut :
  • Input Step : 0,03
  • Input Maxsimum : 2.0


Parabolic SAR dan Stop Loss

Kita masuk dalam bahasan kegunaan SAR yang cukup unik. Bahkan hanya SAR yang memiliki kemampuan seperti ini yaitu kegunaan SAR sebagai penentu titik Stop Loss. Ingat bahwa SAR merupakan kependekan dari Stop and Reverse yang kurang lebih artinya berhenti lalu berbalik arah.

Titik SAR bukan saja dapat digunakan sebagai penentungan Stop Loss (sangat disarankan bertrading menggunakan Stop Loss), maka kabar baiknya titik SAR dapat digunakan sebabagi titik Stop Loss.

Beberapa trader pemula kebanyakan sangat membenci fasilitas yang satu ini yaitu Stop Loss. Alasannya adalah karena jika mereka memasang Stop Loss maka kerap kali posisi mereka menyentuh titik Stop yang artinya adalah kerugian bagi mereka. Akhirnya mereka lebih memilih untuk membiarkan harga terfloating dengan santainya sambil menunggu “malam berakhir” dan “pagi bersinar” alias harga berbalik arah sehingga posisi negatif mereka berganti dengan positif. 

Kabar buruknya bagi Anda yang bertrading dengan cara demikian adalah bahwa akan tiba masanya dimana mungkin malam tidak akan pernah berakhir dan pagi tak kunjung datang alias 
terkena  margin call terjadi. Ini bukan hanya satu dua kali saya lihat, tetapi sebagian besar mereka yang bertrading tanpa adanya stop loss selalu berujung pada jurang yang sama. Sesuatu yang sudah saya terangkan ribuan kali kepada setiap investor pemula yang herannya sangat jarang dipatuhi. 

Ingat, Stop Loss ada bukan untuk membuat Anda merugi. Dia ada untuk membatasi kerugian Anda dan menjauhkan diri Anda dari mimpi buruk yang bernama margin call. Tentu Anda tidak ingin bertrading hanya satu-dua kali lalu kemudian hancur lebur hanya karena adanya satu posisi yang salah. Tidak ada satu pun trader yang tidak pernah salah dalam menentukan posisi. Bahkan saya pun kerap kali terperosok dikarenakan kesalahan posisi. Tidak masalah berapa kali Anda salah dalam menentukan posisi yang penting adalah secara agregat Anda tetap profit !

Perhatikan gambar dibawah ini :




Saya telah membubuhkan garis berwarna biru dan menariknya secara horizontal pada pricing scale. Lingkaran merah merupakan awal aksi buy kita lakukan. Namun lebih dari itu, Anda dapat menempatkan titik Stop Loss sesuai dengan titik SAR yaitu di harga 1.8834. Dengan demikian jika suatu waktu nanti harga bergerak turun menuju 1.8834 maka posisi Anda akan ditutup otomatis untuk menghindari rugi berlebihan. Anda juga dapat menggunakan fasilitas SAR ini dengan memadukannya pada fasilitas trailing distance pada platform. Berbeda denga Stop Loss yang bersifat statis dan tidak dapat bergeser secara otomatis, trailing merupakan Stop Loss yang dinamis atau dapat bergerak mengikuti pergerakan harga.

Contohnya pada gambar diatas, apabila Anda membuka posisi Buy pada harga 1.9000 itu artinya terdapat jarak 166 point dengan titik Stop mula-mula Anda (1.9000 -1.8834. Itu artinya Anda dapat menentukan bahwa jarak Stop Anda tidak boleh lebih dari 166 point jika Anda menggunakan Traling Distance sebagai fasilitas Stop Anda. Jika suatu saat harga bergerak naik ke 1.9200 maka secara otomatis Stop Loss Anda akan bergeser ke 1.9034 alias tetap berjarak 166 point jika Anda menggunakan Stop Loss dengan Trailing Distance.
Sebagian besar platform forex trading menyediakan fasilitas trailing ini kepada nasabahnya. Jika Anda adalah seorang SAR user, mungkin Anda perlu menggunakan fasilitas ini.

Pantangan pada Parabolic SAR
Kita sudah mempelajari berbagai aspek indikator ini. SAR sangat efektif digunakan dalam berbagai kondisi trending market. Namun ada saat dimana SAR menjadi tidak efektif dan tidak dapat digunakan sebagai indikator utama.
Kapankah itu ?
Tepatnya saat market sedang bergerak dalam situasi sideways atau tidak adanya trend pergerakan harga. Kondisi sideways ditandai dengan rapatnya jarak antara titik SAR dengan highest/lowest price yang ada. Kondisi sideways yang lebih buruk ditandai dengan berpindah-pindahnya titik SAR diatas dan dibawah bar sehingga menyulitkan kita dalam membuka posisi. Itu sebabnya mengapa dari awal saya menyarankan menggunakan SAR beserta indikator lainnya sebagai penutup kekurangan SAR.
Perhatikan gambar berikut:



Jikalau Anda menggunakan trend indikator berbentuk kurva seperti Moving Average maka akan nampak MA akan bergerak saling membelit diantara 2 periode yang berlainan. Begitu juga dengan Stochastic.
Situasi sideways ini biasanya terjadi ketika market sedang tutup atau para pelaku pasar sedang menunggu berita penting yang akan segera muncul. Pembukaan posisi memang disarankan untuk tidak dilakukan pada saat sideways. Kecuali Anda bersedia menunggu cukup lama dan mental yang cukup kuat melihat posisi terfloating begitu lama.
Happy Trading !

Published, October 2015 By Catatan Forex