Breaking News

Belajar Forex

Analisis Forex

Indikator Forex

Strategy Trading

Senin, 16 November 2015

Istilah Dalam Tokyo Samurai


Teknik Trading Tokyo Samurai ditemukan oleh sensei Agus Ramadhoni Dhonic. Dalam Tokyo Samurai ada beberapa macam istilah. Agar mudah dalam memahami dan mengenal bentuk bentuk dari CS (Candle Stick) dan juga keadaan market yang sedang terjadi, maka dibuat istilah-istilah :
  • BP ( Big Player ) : merupakan body candle yang berukuran <= 30 pips, body size tersebut diukur dari Open-Close Candle
  • RT ( Retail Trader ) : merupakan body candle yang berukuran > 30 pips, body size tersebut diukur dari Open-Close Candle


BP sangat berpengaruh dalam perubahan trend dalam market
  • TO (Tokyo Area) : Tokyo Area dibuat berdasarkan Tokyo Session sedangkan Tokyo Session diambil dari Hi-Lo (range)pukul 5-15 WIB sehingga dalam 1 hari terdapat 11 candle dalam Tokyo Area.

TO (Tokyo Area) adalah kunci pokok dalam menganalisa menggunakan Tokyo Samurai
  • GAP : Jarak pemisah yang terjadi antara di Tokyo Area atau jarak pemisah yang terjadi antara BP dengan BP untuk cara ukurnya jika GAP BP diukur dari antar body size sedangakan untuk cara ukur GAP TO diukur dari Hi-Lo TO

GAP biasa terjadi karena adanya BP yang Open di dalam TO dan Close di luar TO Tetapi bisa juga dikarenakan RT yang seukuran BP
  • Range : Besaran Hi-Lo yang terjadi dalam 1 hari yang diukur dari High Price (Harga Tertinggi) ke Low Price (Harga Terendah) dan berlaku hanya dalam 1 hari saja

Range atau besaran Hi-Lo suatu market berbeda-beda setiap harinya
  • DOP (Daerah Open Price) : daerah pembukaan harga di awal pagi. Bila DOP dan TO Area sebelumnya berjauhan, maka price pada pembukaan market akan menuju area TO sebelumnya

DOP (Daerah Open Price) akan selalu menuju ke daerah TO sebelumnya apabila terjadi GAP (mengasir)

Dalam Tokyo Samurai dibagi atas 3 pokok bahasan :
  1. Tokyo Area
  2. Range dan Bentuk Market
  3. BP to BP dan BP to GAP



Read more ...

Minggu, 15 November 2015

Tokyo Area TSI ( Tokyo Samurai Indonesia )


Tokyo Samurai adalah salah satu strategi trading yang ada di bisnis forex trading yang bisa menjadi peralatan anda untuk menaklukan pasar forex  Agus Ramadoni Dhonic atau Kang Dhonic adalah penemu Tokyo Samurai yang saat ini populer dikalangan trader. Strategi ini terbukti ampuh menghasilkan profit yang tinggi dengan hitungan bisnis yang masuk akal.

Strategi ini bisa didapatkan dengan gratis, seperti motto mereka “You Get free, You Share Free”. Alasan lain yang membuat strategi ini makin populer adalah kesederhanaannya, mungkin karena penemunya juga sederhana maka strateginya juga ikut-ikutan jadi sederhana. Atau lebih baik anda buktikan kesederhanaannya dengan langsung belajar strategi ini.

Tokyo Samurai sudah banyak di pelajari oleh trader-trader di seluruh indonesia. Banyak juga trader luar negeri yang sudah menggunakan strategi ini. Bahkan di kota manado ada murid kang dhonic yang menghasilan puluhan ribu dollar dengan menggunakan tokyo samurai. Untuk melihat profil trader tersebut silakan kunjungi alamat facebooknya.

Materi Tokyo Samurai dibagi menjadi 3 bagian iaitu :
  1. Tokyo Area
  2. Range dan Bentuk Market, dan
  3. BP to BP dan BP to Gap

Disini akan dijelaskan tentang apa itu Tokyo Area dalam sistem ilmu trading Tokyo Samurai.
Tokyo Area

Secara hirarki antara satu TO dengan TO lainnya saling mengasir/menyambung jika ada yang tidak menyambung atau terpisah biasanya diakibatkan karena BP yang berasal dari dalam TO area dan Close diluar TO area dan juga terkadang bisa diakibatkan karena RT yang seukuran dengan BP

Tokyo Area Saling mengasir / menyambung


Pada dasarnya TO (Tokyo Area) itu saling menyambung atau mengasir jika tidak mengasir (GAP) maka keesokan hari akan mencoba mengasir

GAP yang terjadi dikarenakan BP yang berasal dari dalam TO area dan Close diluar TO area



GAP yang seperti ini bisa menjadi trend baru dikarenakan BP yang berasal dari dalam TO dan Close diluar TO

GAP yang terjadi dikarenakan RT yang seukuran dengan BP



RT juga bisa menjadi penyebab terjadinya GAP dikarenakan pergerakan RT yang menyerupai ukuran BP

TO area sebenarnya adalah satu kumpulan dari beberapa candle dalam MT4 yang berada di TF H1 yang jika dihubungkan akan membentuk satu kesatuan. Tokyo area dihitung dari jam 05:00 WIB sampai jam 15:00 WIB, sehingga terdapat 11 candle didalamnya, TO area ini kemudian disatukan dalam sebuah line, sehingga membentuk sebuah area tertentu.

Untuk mempermudah menentukan TO area, bisa menggunakan indikator TO area. yang bisa diakses di Pustaka Tokyo Samurai,

Ada beberapa hal yang perlu dipahami terkait TO area, yaitu :

  • TO area selalu bersinanggungan dengan TO area selanjutnya, jika ternyata terpisah oleh GAP (jarak), maka TO selanjutnya akan berusaha untuk menyambungkan dan menutup GAP tersebut.
  • Jarak yang bisa disebut sebagai gap adalah > 30 pips. Jika jarak yang memisahkan TO area < 30 Pips, maka hal tersebut ditoleransi, tidak dianggap sebagai GAP dan dikategorikan bersinanggungan.
  • GAP TO bisa tercipta karena harga dibawa oleh RT
  • Selain itu, GAP TO juga bisa terjadi akibat adanya BP (Big Player)

Perbedaannya, GAP yang tercipta akibat RT, cenderung lebih mudah ditutup. Dan proses Penutupan GAP biasanya berlangsung dalam waktu yang relative cepat. Sedangkan GAP yang tercipta akibat BP cendrung lebih sulit untuk ditutup. Apalagi jika GAP tersebut disebabkan oleh BP yang disertai dengan size TO area < 40 Pips

TO area dibagi atas 3 jenis :
  • TO Normal adalah TO area yang mempunyai size < 70 pips. TO Normal akan menjadi wilayah pergerakan harga disetiap jam-nya.
  • TO Dominan adalah TO area yang mempunyai size 70 – 140 Pips. TO Dominan akan menjadi daerah dan wilayah penentu pergerakan harga disetiap harinya.
  • TO Super Dominan adalah TO area yang mempunyai size >140 pips. TO Super Dominan akan menjadi daerah dan wilayah pergerakan harga dalam beberapa hari.



Dalam Tokyo Samurai TO dibagi atas 3 bagian yang mana setiap bagian memiliki range yang berbeda-beda

Seperti uraian diatas, bahwa setiap TO akan menjadi daerah dan wilayah pergerakan harga. Karena itulah, untuk mengetahui dan menganalisa pergerakan harga dengan lebih mudah, kita harus menentukan line TO area yang menjadi wilayah pergerakan harga, dimulai dari TO Super Dominan, TO Dominan dan TO normalnya.

Kalau digambarkan, kurang lebih akan kita temukan gambar seperti berikut :



Line TO sangat membantu dalam menentukan sampai sejauh mana pergerakan market bergerak

Jika kita gabungkan penjelasan sebelumnya tentang TO bersinanggungan maka yang perlu kita pasang line TO adalah :
  1. TO Super Dominan yang harga saat ini berada didalamnya
  2. TO Dominan yang berada disekitar harga saat ini
  3. TO hari kemarin
Catatan Penting :
  • Ketika harga memasuki wilayah suatu TO area, maka harga akan berusaha memenuhi TO area tersebut.
  • Line TO dapat menjadi Stopper dan Trigger.
  • Gabungan High dan Low dari 2 TO yang berbeda, akan menjadi stopper yang kuat.
  • Semakin besar Size suatu TO, maka pengaruhnya juga semakin kuat.
Contoh Analisa :
Perhatikan Gambar

Dalam materi TO ini kita harus paham apa saja fungsi dari masing-masing TO

Menurut sensei Agus Ramadhoni Dhonic market itu seperti puzle yang mana :
  • Jika TO sebelum dan sesudah menaik dan berhimpitan / bersinggungan, arah sementara masih UP.
  • Jika TO sebelum dan sesudah menaik tapi tidak bersingungan dan tidak dipisah BP. maka besar kemungkinan setelahnya DOWN
  • Jika TO sebelum dan sesudah dipisah BP , ya seperti biasa masih mengikuti arah BP biasanya.
Contoh :
Perhatikan Gambar



Trend suatu market bisa dilihat dari asiran setiap TOnya
Contoh 1



Jika RT yang membuat GAP kemungkinan TO selanjutnya akan menutupi GAP tersebut

Contoh 2



BP trend dapat terjadi apabila BP tersebut Open di dalam TO dan Close di luar TO

Contoh 3

Indikor TO dapat di download disini.


Read more ...

Sabtu, 14 November 2015

Penemu Candlestick : Munehisa Homma



Candlestick sangat familiar bagi pelaku pasar finansial diseluruh dunia, baik trader forex maupun investor forex yang aktif dimarket menggunakan candlestick dalam melakukan transaksi dipasar financial. Akan tetapi tidak banyak yang mengetahui sejarah penggunaan grafik candlestick ini.

Mulai tahun 1500 – 1600 jepang dihadapkan dengan peperangan antara para daimyo (tuan tanah) yang berupaya keras untuk menguasai wilayah-wilayah tetangganya. Dalam istilah jepang masa ini dinamakan “Sengaoku Jidai” atau Abad Negara dalam Perang”. Masa itu kekacauan ada di mana-mana.

Menjelang awal tahun 1600-an, lahirlah tiga orang jenderal hebat – Nobunaga Oda, Hideyoshi Toyotomi, dan Ieyasu Tokugawa – menyatukan jepang selama periode 40 Tahun. Kemampuan dan pencapaian-pencapaian mereka digambarkan oleh cerita-cerita rakyat jepang.

Candlestick pertama kali digunakan di jepang oleh seorang pedagang beras bernama Munehisa Homma (1724-1803). Jepang pada tahun 1500 sampai dengan tahun 1700 mengalami pasang surut baik ekonomi maupun politik. Peperangan yang mewarnai jepang menjadi alasan kuat mengapa dalam grafik candlestick banyak ditemukan istilah-istilah atau analogi medan peperangan/militer misalnya Pola “Three White Soldier”. Jika kita pikirkan memang trading memerlukan ketrampilan yang hampir sama dalam memenangkan pertempuran. Ketrampilan dalam Strategi, Psikologi, dan kedisplinan memang sangat diperlukan dalam peperangan yang juga harus dimiliki saat kita melakukan trading.

Pada Era Tokugawa keadaan Ekonomi Jepang meningkat yang dipacu oleh sektor pertanian dan perdagangan. Sebuah pasar nasional jepang hadir mengganti pasar lokal yang terisolasi. Komoditi yang saat itu banyak diperdagangkan adalah beras. Kota yang menjadi pusat perdagangan pada waktu itu adalah Osaka.

Pada akhir 1600 an bursa komoditas beras dojima resmi didirikan di osaka. Pera pedagang di bursa komiditas ini memilah tingkat kualitas beras dan menawarnya untuk menentukan harganya. Sampai tahun 1710, bursa komoditas itu memperdagangkan secara fisik. Setelah tahun 1710, bursa komoditas beras mulai meluncurkan dan menerima nota-nota penggudangan beras. Nota-nota gudang ini disebut dengan kupon-kupon beras. Nota beras ini menjadi kontrak-kontrak future pertama yang pernah diperdagangkan.

Dalam kondisi ekonomi itu Munehisa Homma, yang lahir dari keluarga kaya menuliskan tinta emas dalam perdagangan beras dijepang. Homma mewarisi bisnis keluarganya setelah ayahnya meninggal dunia. Dia memulai trading pada bursa komoditas beras lokal di kota pelabuhan sakata. Sakata merupakan sebuah wilayah bagi pengumpul dan pengiriman beras. Setelah itu dia melanjutkan perdagangannya ke bursa komoditas beras jepang terbesar Dojima Di Osaka, dan mulai berdagang kontrak berjangka beras.

Keluarga Homma mempunyai sebuah lahan pertanian padi yang luas. Hal inilah yang membuat mereka memiliki informasi tentang Harga Pasar beras. Selain itu homma menyimpan rekaman-rekaman kondisi cuaca tahunan. Dalam upaya untuk memperlajari psikologi investor, homma melakukan Analisis Harga beras dengan membongkar harga-harga lama ketika Bursa Komoditi beras masih dihalaman Yodoya (Bursa beras Osaka sebelum Dojima berdiri).

Homma juga membuat sistem komunikasinya sendiri. pada saat menjelang waktu yang telah ditetapkan, dia menaruh orangnya di atas atap-atap rumah untuk mengirimkan tanda-tanda mereka dengan sarana bendera-bendera. Orang-orang ini terbentang mulai dari Osaka sampai sakata. Dengan Strategi Trading itu Homma memenangi trading sebanyak 100 kali secara terus menerus.

Homma akhirnya menjadi Konsultan Keuangan untuk kepentingan pemerintah dan diberikan gelar samurai. Dia meninggal pada tahun 1803. Strategi trading yang dia terapkan dipasar beras adalah cikal bakal terbentuknya grafik candlestick yang saat ini dipergunakan.

Sumber. Japanese Candlestick karya Steve Nison



Read more ...

Jumat, 13 November 2015

Stochastic Oscillator


Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. 

Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0–100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yang ditentukan. 

Nah, mari lihat gambar dibawah ini.



Gambar dibawah adalah Stochastic Oscillator untuk GBPUSD dengan periode candle daily. Tampak bahwa %K cenderung lebih “keriting” dibanding %D yang adalah smoother dari kurva %K. Salah satu ciri khas dari indikator ini adalah pergerakannya yang memang selalu ada pada rentang 0-100. O ya, dalam tampilan kali ini, Stochastic yang digunakan adalah Stochastic Slow pada Netdania. Kedepannya nanti Anda akan mempelajari bahwa Stochastic Oscillator sendiri memiliki banyak varian seperti fast dan slow.

Sekarang bagaimana kegunaan indikator ini? Apakah sama dengan RSI? Kalau sama kenapa tidak pakai RSI saja? Nah pertanyaan ini yang akan kita jawab dalam kelas kita kali ini.

Dilihat dari jenisnya, Stochastic memang sama dengan RSI yaitu indikator bertipe Oscillator. Kegunaan indikator model begini rata-rata memang untuk mengakomodasi pergerakan jenuh beli dan jual dari pergerakan mata uang. Namun ada beberapa hal yang tidak dimiliki RSI tetapi dimiliki Stochastic dan demikian juga sebaliknya.

Ditinjau dari sisi sensitivitasnya, RSI masih jauh lebih sensitif dibanding Stochastic. Begitu juga dari sisi kemudahan pembacaan. RSI tidak memiliki smoother seperti %D pada Stochastic. Dengan demikian dapat menghilangkan efek bias pada pembacaan.

Namun demikian kesederhanaan RSI juga dapat menjadi kekurangannya. RSI kurang pas jika dipakai untuk mengetahui trend yang sedang berlangsung pada mata uang. Sementara gabungan %K dan %D pada Stochastic dapat menjadi duet yang cukup ampuh dalam memprediksi trend yang sedang terjadi.

Hal lainnya adalah dikarenakan Stochastic tidak sesensitif RSI maka false signal pun tidak sesering pada RSI. Ini sebabnya kebanyakan trader lebih memilih Stochasic dalam mengetahui keadaan jenuh beli dan jual dari pasar.

Ada beberapa informasi yang dapat kita peroleh dengan Stochastic Oscillator. Namun secara umum tidak berbeda dengan informasi pada RSI dan SMA. Dan memang Stochastic Oscillator sebenarnya adalah gabungan dari kedua jenis indikator tersebut dengan cara perhitungan yang berbeda. Secara keseluruhan, indikator ini dapat kita gunakan untuk menentukan keadaan overbought/ oversold (yang artinya prediksi trend untuk jangka panjang), perpotongan antara %K dan %D (sebagai short term trend), dan Bullish/ Bearish centerline.

Overbought / Oversold

Keadaan overbought/ oversold menurut Stochastic diperoleh bila garis %K telah memasuki batasan 20 dan 80 yakni dibawah 20 untuk oversold dan diatas 80 untuk overbought. Sama dengan RSI bukan? Harap diingat juga bahwa batasan 20/80 ini bukanlah batasan mutlak. Bisa saja 30/70 atau yang lain. Jadi jangan heran bila saya juga menggunakan batasan yang berbeda dalam menentukan kondisi overbought/ oversold dari situasi ini.

Keadaan overbought/ oversold ini akan memicu naik turunnya harga dalam jangka panjang. Apabila sedang terjadi kenaikan harga namun stochastic sudah menuju titik overbought-nyadan mulai meninggalkan area tersebut, itu berarti akan terjadi tekanan pada laju kenaikan harga yang pada akhrinya membuat harga kembali turun sampai keseimbangannya yang baru. Perhatikan gambar berikut. Untuk batasan overbought/ oversold kali ini kita menggunakan 20/80 ( diarsir dengan warna oranye muda ).



Dari gambar diatas terlihat bahwa ketika harga telah masuk ke area OB atau OS maka perlahan akan kembali bergerak turun seiring dengan arah pergerakan Stochastic. Berapa kali Stochastic menunjukkan ketepatan yang luar biasa dalam mengetahui arah pergerakan selanjutnya ( diberi tanda dengan lingkaran merah ). Dengan mematuhi Stochastic saja sudah dapat terlihat betapa besar profit yang bisa dihasilkan dalam beberapa hari pergerakan. Semoga mata Anda terbuka sekarang.

%K and %D Crossing

Selain area 20/80 seperti pada contoh diatas, perpotongan %D dan %K juga dapat kita gunakan untuk menentukan sebuah posisi Buy/ Sell. Ada kalanya kita kehabisan kesabaran menunggu Stochastic menyentuh batasan 20/80 seperti yang telah kita tentukan. Meski seringkali akurat namun dalam gelombang geraknya belum tentu ketika Stochastic bergerak turun maka dia sempat memasuki area 20 dan demikian juga ketika dia naik. Kadang sebelum sempat melewati area tersebut harga telah kembali bergerak ke arah kebalikannya sehingga kita kehilangan kesempatan. Nah, crossing ala Sotchastic dapat kita gunakan sebagai penentu Buy/Sell dalam keadaan begini.

Sama seperti indikator Moving Average yang digunakan dengan melihat crossing pada dua periode yang berlainan, hal yang sama juga dapat kita terapkan pada Stochastic. Bedanya disini adalah crossing yang terjadi adalah antara %K dengan %D yang adalah smoother dari %K.

Seperti kita ketahui sebelumnya %D merupakan MA dari %K yang tidak lain pencerminan dari perubahan harga. Jadi, sesuai dengan sifat MA dalam menentukan perubahan trend, setiap perpotongan antara %D dengan %K berarti adalah perubahan trend untuk jangka waktu singkat di depan. Kondisi Bullish terjadi bila garis %K memotong %D dari bawah dan sebaliknya trend Bearish diperoleh ketika %K memotong dari atas. Keadaan ini bisa saja berlangsung bahkan ketika kedua garis sedang dalam wilayah overbought/ oversold. Jika ini terjadi, itu artinya memang tekanan beli atau jual sedang kuat sekali sehingga akan terjadi kemungkinan harga menembus batas support dan ressistance-nya. 

Perhatikan gambar berikut:

Perhatikan ketika %K dan %D saling berpotongan dan mulai bergerak ke atas (ditandai dengan warna kuning) harga juga menunjukkan uptrend dan terus bergerak naik. Sebaliknya ketika harga bergerak turun, %K dan %D juga saling berpotongan dan menunjukkan arah ke bawah (ditandai dengan warna hijau). Kedua keadaan ini terus menerus berulang dan silih berganti. Cara pembacaan sama persis seperti kita menginterpretasikan indikator Moving Average.

Nah, sampai disini bahasan mengenai Stochastic Oscillator. Sebelum kita berpindah kepada indikator lainnya, perlu saya ingatkan kembali mengenai perihal karakter indikator oscillator seperti Stochastic ini. Hal yang menjadi kelebihan sekaligus kekurangan indikator yang bergerak dalam kisaran tertentu seperti ini adalah sensitivitasnya. Begitu juga pada Stochastic yang dapat bersifat sangat sensitif bila kita menggunakan periode yang tidak tepat.

Penggunaan periode yang tidak tepat dapat membawa kita pada pengambilan keputusan yang salah yang pada akhirnya membawa kita pada kerugian besar.Untuk itu sangat disarankan Anda mencari periode yang terbaik pada indikator ini untuk setiap pairs. Besarnya bisa berbeda-beda. Semakin panjang periode yang dipakai maka grafik indikator akan semakin halus yang artinya ke-sensitifitas-annya akan berkurang. Disarankan juga untuk menggunakan Full Stochastic dalam penggunaan karena memang lebih halus dan dapat mengurangi grafik indikator yang terlalu keriting.

Read more ...

Senin, 09 November 2015

Belajar Teori Fibonacci



Leonardo Fibonacci lahir sekitar tahun 1170 dari seorang pedagan Italia kaya bernama Guglielmo fibonacci.

Sebagai seorang anak muda, Fibonacci sangat menggemari bidang matematika dan berhitung. Dia belajar tengtang sistem angka Hindu dan Arab, dimana dia mendapat bahwa sistem tersebut lebih sederhana bila dibandingkan sistem Romawi, serta lebih mudah dalam penghitungan.

Dan pada usianya yg ke 32 tahun 1202 dia mulai memperkenalkan sistem Angka ( hindu-arab ) ke dataran Eropa. Fibonacci juga memperkenalkan sistem aritmatika yang masih kita gunakan sampai sekarang ini, yaitu dasar 10 digit, kosong, koma, decimal dan pecahan. 

Dan masih banyak lagi model-model hitungan dan persamaan matematika yang ditemukan oleh fibonacci. Diantaranya yang kemudian paling dikenal adalah apa yang disebut dengan deret atau urutan fibonacci.

Deret fibonacci muncul dengan rangkaian: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144 ...

Rangkaian angka ini diperoleh dengan dimulai angka 1 diikuti oleh 2 dan kemudian menambahkan 1 + 2 untuk mendapatkan 3. Kemudian, penambahan 2 + 3 untuk mendapatkan 5, dan seterusnya.

Hal yang menarik adalah apabila anda menghitung rasio setelah beberapa angka pertama maka akan selalu didapatkan nilai decimal .618

Contoh: 55 / 34 = .6176
Contoh: 144/89 = .6179

Hal yang menarik berikutnya
contoh: 34/ (1+ 1+ 2+ 3+ 5+ 8+13+ 21+34) = .38
contoh: 89/ (1+ 1+ 2+ 3+ 5+ 8+13+ 21+34+55+89) = .38

Dari deret yang ditemukan oleh fibonacci ini secara tidak sengaja muncul secara nyata di alam, disadari atau tidak apabila kita menghitung cabang dari sebuah pohon maka akan didapat angka-angka fibonacci, demikian pula pada jumlah kelopak suatu bunga, seperti contoh bunga aster (rata-rata memiliki 34 atau 35 kelopak, bahkan ada yg sampai 89).

Tidak percaya ? Kapan-kapan kalau Anda sedang ada banyak waktu, iseng-iseng saja menghitung kelopak/cabang dari tanaman-tanaman yg ada di halaman rumah Anda ?

Melihat fenomena menarik dari deret fibonacci ini, maka hal ini coba diterapkan dalam trading forex. Dan setelah dihitung dan dirumuskan(Anda tidak perlu susah2 mencarinya, serahkan kepada ahlinya) maka didapat nilai

Fibonacci Retracement Levels
0.236, 0.382, 0.500, 0.618, 0.764

Fibonacci Extension Levels
0, 0.382, 0.618, 1.000, 1.382, 1.618

Fibonacci ini sudah sedemikian populer bagi para trader. Sehingga sekarang ini hampir semua platform trading ada fasilitas kalkulator fibonacci, yang akan secara otomatis menghitung dan tinggal pasang saja.

Fibonacci Retracement Levels
Fungsi dari level ini adalah sebagai informasi Support & Resistance, dimana biasanya trader akan melakukan open buy/sell setelah harga menyentuh titik-titik level tersebut

Fibonacci Extension Levels
Trader umumnya menggunakan posisi level ini untuk menentukan titik dimana mereka harus mengambil take profit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :

  • Level fibonacci ini hanya bekerja dengan baik saat terjadi suatu tren
  • Untuk dapat menggunakan fibonacci Anda harus menentukan ayunan/range harga terendah dan tertinggi.

Baik mari coba kita lihat contoh latihannya:
Suatu saat Anda melihat bahwa pair AUD/USD sedang dalam tren naik



Disini kita akan mencoba menggunakan fibonacci untuk memprediksi, kapan dan harga yang bagus untuk open buy. Caranya adalah dengan mengetahui fibonacci retracement level, yg perlu Anda lakukan adalah dengan menarik dari titik ayunan terendah(swing low) dan titik ayunan tertinggi (swing high).

Maka akan terlihat Seperti yang dapat Anda lihat dari grafik, tingkat retracementnya adalah 0,7955 (23,6%), 0,7764 (38,2%), 0,7609 (50,0%), 0,7454 (61,8%), dan 0,7263 (76,4%).

Jadi disini kita menanti suatu skenario prediksi bahwa harga akan turun sampai pada tingkat-tingkat retracement yang juga berarti level support. Lalu harga kembali lagi naik untuk bergerak sesuai tren semula. Nah mari kita amati pergerakan harga selanjutnya.

Harga bergerak melewati level 23.6%, lalu bergerak bouncing di level 28,2% namun kita lihat bahwa harga penutupan candle tidak bisa melewati level 38,2%, jadi besar kemungkinan bahwa ini adalah level support. Kita konfirmasi beberapa saat apakah harga bergerak naik. Jika ya, segera lakukan open buy.

Terlihat bahwa prediksi kita benar, bahwa harga kembali naik mengikuti arah tren semula.

Read more ...
Published, October 2015 By Catatan Forex